CLOSING-DOWN

Heyya fellas.

It appeared that the name korcaholic is claimed by someone consider himself as a part of the name. I would not deny it. It is. The name has a very long story. A story, a history. I don’t want to start new and more complicated conflicts. I’ve had enough for now. So I decide to move out of this korcaholic roof to my new home 😀

www.wortelpinkbernyanyi.wordpress.com

This will be my last post in this blog. I’m gonna miss writing in this blog very much. Nevertheless, I have built myself a new home, attached to me, only me. I will make that new home even more comfier than this one. The same goes to my twitter account. It has been changed from korcaholic to wortelpink.

Goodbye KORCAHOLIC.

Welcome WORTEL-PINK-BERNYANYI 😀 😀

JIExpo 2008

Dear World,

Gw kemaren baru balik nih ke rumah (yang berada di pinggiran kota Jakarta ituhh). Gw balik Jumat malem, trus Sabtu siangnya diajakin ke JIExpo sama adek2 gw. JIExpo tuh pameran Jepang-Indonesia buat celebrate hubungan diplomatik kedua negara. Tapi sumpah, awalnya gw boring bo. Soalnya pas pertama dateng, muter2 ke arena pamerannya, yah…so so lah. Pameran gitu2 doang. Standar. Tapi terus rasa boring gw mulai berubah jadi excitement pas gw ngeliat film dokumenter 3D tentang shinkansen, kereta super cepat buat support transportasi di Jepang sonoh. Gila yah, beres nonton film itu, gw langsung mikir, gimana negara kurcaci itu (ups, sori maksud gw negara yang orangnya kecil2 itu) ga maju, lah wong mereka bisa bikin waktu sangat efektif. Berasa ga kebuang-buang dan tua di jalan gituh. Semua on time, mau ke tempat yang agak jauh pake jalur darat, tinggal naik kereta express itu. Kecepatannya sampe 300 km/jam! Wheeew…memang yah usaha berbanding lurus sama sukses, jadi orang Indonesia ga boleh syirik sama orang Jepang kenapa negara kita majunya lambat. Dari segi pemanfaatan waktu aja udah keliatan bedanya. Kita di Indonesia kemana-mana susah. Naik angkot ngetem. Kereta lambat. Bis lamaaaa. Pesawat delay. Bawa mobil sendiri macet. Jadilah kemana-mana T-E-L-A-T…

Hono-o-Daiko

Hono-o-Daiko

Anyway, yang paling gw suka di expo ini tuh acara malemnya. Gw nonton Hono-o-Daiko sama Akita Kanto (weks, ini nama alat transportasi juga ya?) hehe…gak deng. Hono-o-Daiko tuh penampilan penabuh bedug ala Jepang, yang harmoninya bisa bikin musik unik banget, bisa menimbulkan rasa…apa ya…kayak adrenalin rush gitu deh. Tapi yang unik dari penampilan ini, tiga pemainnya…cewe’ semua jo! Gilaaaaa…mereka nabokin bedug segede-gede gambreng gitu selama kurang lebih setengah jam non-stop. Energik abisss. Dan yang bikin gw iri, sumpah yah, itu ototnya jadi-jadi banget…bikin gw semangat mow work out lagi! Haha… Eh iya, kalo gw baca di situs resminya JIExpo, penjelasan tentang Hono-o-Daiko tuh kira2 gini nih:

Hono-O-Daiko adalah atraksi taiko yang dimainkan oleh tiga orang perempuan. Biasanya, penabuh `bedug Jepang` ini adalah pria. Hono-o-Daiko dibentuk pada tahun 1986, berawal dari keinginan Ms. Jige Akemi, pendiri dan juga leader dari Hono-o-Daiko, untuk memainkan taiko yang besar dan menghasilkan suara yang paling keras dari pemain taiko yang umumnya adalah pria.

Pada setiap penampilannya, mereka konsisten menampilkan pertunjukan yang bertenaga, bersemangat, dan meriah, namun tetap menjaga keharmonisan nada yang dihasilkan. Spirit dan penampilan mereka yang berapi-api seolah menggambarkan nama kelompok mereka, “Hono-o”, yang memiliki arti “lidah api/nyala api” atau “berapi-api”.

Akita Kanto

Akita Kanto

Right after that amazing performance, giliran pertunjukan Akita Kanto. Nah, kalo yang ini gw sih lebih ngeliat sisi penampilan akrobatiknya. Jadi di performance ini para pemainnya (tim yang terdiri dari puluhan orang) ganti-gantian masing-masing ngangkat galah-galah yang digantungin lebih dari 40 lampion, dan yang ganasnya…pake jidat…pinggul…dagu…pokonya ga pake tangan lah! Ajaib… Emang sih salah satu sempet ada yang jatoh, tapi over all itu ga mengganggu. Di performance ini kan semua lampu dimatiin, dan sumpah…kereeeennn…bagus banget ngeliat segitu banyak lampion goyang2 hehe… (ya iya lah goyang-goyang kan mengandalkan keseimbangan banget).

Akita Kanto adalah parade lampion atau lentera yang sudah dilakukan selama tiga abad lebih di Jepang. Awalnya memang diadakan di kota Akita dan kemudian menjadi ikon dari kota tersebut hingga saat ini. Kanto ini adalah galah-galah yang digantungi banyak chochin (lentera kertas). Pada Kanto yang besar, bergantung 46 buah lentera kertas, ketinggiannya bisa sampai 12 meter dan beratnya hampir 50 kilogram. Kanto yang melambangkan untaian butiran padi ini `dibawa` beramai-ramai sambil berjalan dengan meletakkannya pada dahi, pinggang atau panggung.

Tujuan arak-arakan ini adalah sebagai doa untuk mendapatkan panen yang berlimpah. Pada kesempatan Tahun Persahabatan Indonesia-Jepang ini, kelompok yang terdiri dari 35 orang akan berkunjung ke Indonesia dan menampilkan kemahiran mereka dengan 5 Kanto besar untuk pertama kalinya.

Nah…abis Akita Kanto ini nih yang paling seru…arak-arakan ala Jepang (gw ga tau namanya apa) keliling hall, sambil teriak “Soya! Soya! Soya!” (which means “Ayo! Ayo!” dalam bahasa Indonesia, dan mungkin “Kedelai! Kedelai!” kalo dihubungkan dengan bahasa Inggris hahhaa…gariiing!!!) Awalnya emang cuma kru orang2 Jepangnya yang ngangkut arakan, tapi abis itu yang seru, gantian ama pengunjung. jadi arakannya digotong ama pengunjung. Gw sih kasian aja sama cewe2 yang berdiri di atas arakannya, kayaknya udah ketakutan mo jatoh karena digotong dengan momentum yang ga senonoh sama pengunjung 😀

Tapi sebenernya ada satu wahana yang gw lewatin di Expo ini, yang mana tak lain tak bukan adalah Okabe (atau Obake ya?) a.k.a RUMAH HANTU Jepang. Uh oh uh, ogah banget gw masuk ginian. Ga tega aja, ntar gw bisa jejeritan ngalahin jeritan2 Sadako yang lesbi ama hantunya Ju-On huweeeekkk amit-amiiit…!!!

D

Gw (yang nyala) 😀

Raja-Ratu Keraton NgaBumiSerpongDamai

Raja-Ratu Keraton NgaBumiSerpongDamai